Skip to main content

Posts

Dear....SARS COV-2

    Hello December. Today is my 14 days of isolation after I tested positive for COVID-19 by PCR test. I think I have been infected for more than 14 days, because I got fever, malaise, muscle pain , headache, abnormal voice changes ( hoarseness) about 3 weeks ago. Honestly,   I scared about covid-19, and it seems that everyone feels the same way . Then I felt guilty and was so sad when I knew that Sars Cov-2 had infected my Nayla too. I blamed my self , Sars-Cov-2 can easily spread because my younger child had close contact with me. I worry about my Nayla although she had mild symptoms. During hospitalized for about 3 days, I think that there was no reason for me to feel worry. I believed in Allah SWT, I have family, friends who can support of me. It was important to remind myself that I was not alone. Then, being patient gave me control in all situations where i felt i had little or no control. Other than that,   i knew that panic attact can decrease our ...

HANEDA

Setiba di bandara Haneda, Yuki bergegas menyalakan hp nya, tak sabar untuk memberi kabar sukacita kepada Kato bahwa dirinya selamat sampai tujuan, tanah kelahirannya, Jepang. Tak perlu waktu lama untuk menyadari, bahwa ternyata tak ada lagi akses komunikasi ke Kato. Seketika... dejavu... Yuki mengetahui apa yang telah terjadi. Perpisahan yang dimaksud itu adalah saat ini. Walau rasanya kecupan dikening saat Kato melepas dirinya di bandara soeta masih dalam hitungan menit. Terbenam dalam lamunan, "mungkin banyak kesalahanku, hingga kebahagiaan yang kurasa selama bersamanya hanya pantas sesaat, atau ketidaksanggupannya berhubungan jarak jauh dan menungguku..." tutur Yuki dalam hati. Haneda pagi itu lapang, tak selapang hatinya...."ijinkan aku kembali atau membawamu kesini, mungkin saat ini hanya daun maple warna warni yang berguguran, tapi suatu saat nanti sakura bermekaran"               ...

CINTA

Cinta, satu kata itu syahdu terdengar. Perasaan yang mengiringi, biasanya dalam nuansa penuh warna, namun kadang  dalam  kegetiran . Ah, cinta…tentu bukan hanya tentang dia si remaja atau muda.  Oo..oo.. cinta ini bukan soal “jatuh”…jatuh cinta. Cinta ini terlalu universal untuk dimaknai. Terlalu abstrak untuk diwujudkan. Biarkan cinta ada, biarkan cinta bersemayam dalam ketenangan, bagai angin sepoy yang mengibas lembut rambut atau kerudungmu. Biarkan cinta bersenandung merdu tanpa orang tahu. Jangan coba usik cinta, sehingga geloranya melebihi bara api yang membakarmu. Jangan letupkan cinta, jika itu menyulutkan  kehinaanmu. Cinta, terkadang tanpa arah atau salah ? tidak !. Kau hanya butuh "mata" untuk melihat. Ah, mungkin benar bahwa cinta itu butuh perjuangan. Apabila arah itu hanya fatamorgana, maka perjuanganmu belumlah usai. Apabila arah itu nyata, jangan lepas genggamannya, hingga cinta menuntunmu hingga akhir cerita. Cinta, sebagian menganggap hanya ...

Tak Akan Selamanya

"Tak akan selamanya". Kata-kata itu aku kutip dari syair lagu sebuah band di Indonesia. Entah bait apa selanjutnya, tak begitu jelas dan aku tak begitu peduli. Hanya potongan kalimat itu yang paling menyentuh. Lalu aku hubungkan dengan kehidupan setelah mati... Pada akhirnya, kehidupan dunia akan kita tinggalkan, kecuali 3 perkara yang akan tetap melekat. Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan , atau do’a anak yang sholeh ” (HR. muslim)i : Hadist tersebut dijabarkan sebagai berikut : Sedekah jariyah , contohnya membangun masjid, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam iba...

Mampir ke Tokyo Camii, Mesjid Terbesar di Jepang

Tokyo Camii adalah mesjid terbesar dan salah satu tertua di Jepang. Tepatnya, beralamat di 1-19 Oyama-cho, Shibuya-ku, Tokyo. Alamat mesjid tak sulit dicari. Dengan bermodal peta subway, dan bertanya kepada satu orang Jepang di jalan, mesjid Tokyo Camii dapat aku capai. Menjelang sore, aku memulai perjalanan dari stasiun Wakamatsu kawada ( dekat dari dormitory) menuju stasiun Yoyogi Uehara. Sebetulnya perjalanan ke mesjid Camii dari tempatku hanya sekitar 25 menit kalau naik taxi, tapi jangan pernah naik taxi di Jepang, karena mahaaal :). Perjalanan naik kereta cukup nikmat, walaupun harus 3 kali transit dan berganti line, dan naik turun tangga atau eskalator di dalam stasiun. Setelah sampai stasiun tujuan, lanjut jalan kaki sekitar 10 menit. Akhirnya sampai di Mesjid Camii dengan selamat dan kemaleman ( di Tokyo jam 5 sudah seperti malam, gelap dan dingin). Bayangan yang ada dalam benakku : setelah sampai bakal ketemu  jajanan di sekitar mesjid, karena perut lapar banget. Tapi n...

MAMPIR KE MESJID JOGOKARYAN

Semalam di Jogja Jumat siang, aku mantapkan langkah kaki menuju stasiun. Jogja, kota tujuanku kali ini. Kota yang amat ku rindu. Walaupun nenek moyangku orang Jogja, tapi sudah tak ada keluarga yang menetap di Jogja, temanpun tak ada, yang ada hanya kenangan yang melekat, kenangan tentang apa?, macam-macamlah :p Keretapun melaju, berangkat tepat waktu jam 12.30, sampai insyaallah jam 10 malam di Jogja. Di sampingku duduk seorang bapak separuh baya, sepertinya sedang video call dengan istrinya. Dari perbincangan singkat kami, si bapak ternyata tinggal dan kerja di Jakarta. Keluarga, istri dan anak2nya menetap di Jogja. Si bapak pasti menantikan setiap jumat siang, dimana ia bisa pulang ke kotanya membawa segenap rindu pada istri dan anak. Buktinya, saat video call tadi, ia terlihat sumringah, mengatur posisi duduk sedemikian rupa dan memperlihatkan suasana sekitar. Aku melirik dengan sudut mata, Ah, pasti ia rindu sekali sang istri. Dibangku seberang sebelah kanan, duduk ...

Negeri Tanpa Ayah

"Beternak bencong? " Dua kata pertama itu yang mengawali kajian ustad Bendri di Mesjid Attin. Mari istigfar bareng. Berikut ini kajian selengkapnya yang dapat saya rangkum, sebagai oleh-oleh penghujung Ramadhan kali ini. Maaf kalo terbaca kasar dengan menyebutkan: "beternak bencong", tapi itulah fakta,  jika dirumah tanpa ayah atau paman/kakek sebagai pengganti sosok ayah. Jika di rumah hanya dididik oleh ibu, full stimulan perempuan = hanya ada sosok ibu, maka apa yang akan terjadi pada anak laki-laki kita kelak ? *silahkan jawab sendiri* Mengapa harus ada sosok ayah? Berikut ini alasannya: 1. Penyimpangan anak terutama dipengaruhi ortunya terutama ayah. Semua anak lahir fitrah. Hadist: " Setiap anak yang lahir adalah fitrah, orangtuanya yang menjadikan mereka yahudi, majusi atau nasrani." Anak yang bermasalah, maka tertuduh pertama adalah ayah, karena ayahlah yang punya tanggung jawab mendidik anak. Banyak kasus gay, karena ketiadaan sosok ayah d...