Skip to main content

HANEDA





Setiba di bandara Haneda, Yuki bergegas menyalakan hp nya, tak sabar untuk memberi kabar sukacita kepada Kato bahwa dirinya selamat sampai tujuan, tanah kelahirannya, Jepang.

Tak perlu waktu lama untuk menyadari, bahwa ternyata tak ada lagi akses komunikasi ke Kato. Seketika... dejavu...

Yuki mengetahui apa yang telah terjadi. Perpisahan yang dimaksud itu adalah saat ini. Walau rasanya kecupan dikening saat Kato melepas dirinya di bandara soeta masih dalam hitungan menit.

Terbenam dalam lamunan, "mungkin banyak kesalahanku, hingga kebahagiaan yang kurasa selama bersamanya hanya pantas sesaat, atau ketidaksanggupannya berhubungan jarak jauh dan menungguku..." tutur Yuki dalam hati.

Haneda pagi itu lapang, tak selapang hatinya...."ijinkan aku kembali atau membawamu kesini, mungkin saat ini hanya daun maple warna warni yang berguguran, tapi suatu saat nanti sakura bermekaran"


                                                                                  ***

Pergi meninggalkan Haneda, tempat dimana muncul "perasaan ditinggalkan"...
Kenyataan yang ada, Haneda adalah tempat kedatangan, tempat yuki menginjakkan kaki kembali setelah dua tahun lamanya berjuang di Jakarta.

Aktifitas Yuki beberapa hari ini di sekitar Shinjuku, Shibuya, Harajuku. Tempat-tempat pusat bisnis dan pemerintahan di Tokyo itu dipenuhi bangunan dan gedung-gedung tinggi, lengkap oleh manusia-manusia yang seolah bergelut dengan waktu, berlomba jalan cepat, hilir mudik ditepi jalan, berlari dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Suasana itu berimbang dengan hatinya yang bergejolak...




                                                                                ***




Bengong. Belakangan aktifitas bengong adalah hal paling nikmat yang sering dilakukan Yuki saat duduk dalam kereta atau bus menuju tempat tujuannya. Biasanya, mata tertuju pada buku novel atau bacaan apapun yang dibawanya, atau layar hp sekedar mereply email atau chatting. Aktifitas itu berganti dengan...bengong, yang membawa nikmat. Bukan bengong kosong, tapi bengong dalam hal mencerna semua yang telah terjadi. Tidak pernah ada penyesalan atas semua yang telah terjadi...walau diakhir bengongnya selalu hangat pipinya dengan airmata. Airmata yang menandakan bahwa dirinya tak sekuat membendung segalanya.

Tokyo sudah mulai masuk musim dingin, suhu bisa dibawah 0 derajat, sedangkan suhu terhangat adalah 10 derajat. Yuki merapatkan mantelnya, hawa dingin mulai menerpanya saat menaiki anak tangga keluar stasiun subway kearah Asakusa.

Tidak banyak barang yang dibeli Yuki di Asakusa, hanya dapat beberapa barang yang unik khas Jepang untuk oleh-oleh. Sebentar lagi Yuki akan ke Jakarta, untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Kato yang belum tuntas. Yuki menyadari ada hati yang tertinggal disana, sekaligus menyesali karena Kato tidak juga menyusulnya dan memutus komunikasi. Kerelaan dan kepasrahan Yuki yang membuatnya berani melangkah lagi ke Jakarta, apapun yang akan terjadi. Kebahagiaan Kato adalah kebahagiaan Yuki juga, kesedihannya adalah kesedihan Yuki pula, dan itulah sejiwa, biar bagaimanapun Yuki harus menemui sejiwanya disana.







#ceritacinta#bersambung
#Japan
foto by me




Most Popular Posts

Ancaman Miras Terhadap Generasi Muda, Waspada!

  Emosi, geram merupakan bentuk keprihatinan yang berujung kesedihan mendalam bagi siapa saja yang menyaksikan anak-anak bangsa merengang nyawa akibat setenggak dua tenggak miras oplosan. Cukup sering kita disuguhkan berita seperti itu dari bumi pertiwi, dan belum lama ini terjadi di daerah Jawa Barat. Korbannya tidak hanya satu atau dua tapi ratusan. Seberapa jauh anak-anak muda itu mengetahui bahaya miras tersebut yang dapat menyebabkan kematian?. Terlepas dari jawaban mereka, lalu atas dasar itu pula, siapakah yang bertanggung jawab?.

Tak Akan Selamanya

"Tak akan selamanya". Kata-kata itu aku kutip dari syair lagu sebuah band di Indonesia. Entah bait apa selanjutnya, tak begitu jelas dan aku tak begitu peduli. Hanya potongan kalimat itu yang paling menyentuh. Lalu aku hubungkan dengan kehidupan setelah mati... Pada akhirnya, kehidupan dunia akan kita tinggalkan, kecuali 3 perkara yang akan tetap melekat. Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan , atau do’a anak yang sholeh ” (HR. muslim)i : Hadist tersebut dijabarkan sebagai berikut : Sedekah jariyah , contohnya membangun masjid, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam iba...