"Tak akan selamanya". Kata-kata itu aku kutip dari syair lagu sebuah band di Indonesia. Entah bait apa selanjutnya, tak begitu jelas dan aku tak begitu peduli. Hanya potongan kalimat itu yang paling menyentuh. Lalu aku hubungkan dengan kehidupan setelah mati...
Pada akhirnya, kehidupan dunia akan kita tinggalkan, kecuali 3 perkara yang akan tetap melekat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. muslim)i :
Hadist tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Sedekah jariyah, contohnya membangun masjid, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.
Ilmu yang bermanfaat, contohnya ilmu agama yang dipelajari lalu diajarkan pada orang lain dan orang itu mengamalkannya, atau menulis buku agama yang bermanfaat.
Anak yang sholeh doa anak-anak sholeh akan terus mengucurkan pahala bagi orangtuanya hingga akhirat kelak.
Siapalah AKU yang dapat menyampaikan ini semua. Hanya merasa lega ketika anak-anak ku mengerti tentang kehidupan setelah mati. Setidaknya mereka siap dan apabila orang tuanya dipanggil Allah duluan, mereka punya kewajiban memuliakan orang tuanya dalam prosesi memandikan, menjadi imam sholat jenazah, mengumandangkan adzan terakhir dalam liang lahat, lalu melanjutkan hidup dengan penuh tanggung jawab setelah ditinggalkan orang tuanya.
Cukuplah...kematian itu adalah sebuah nasihat. Angin sepoi berhembuspun, hanya menyisakan gigil. Pada akhirnya, setiap yang bergerak akan diam...setiap yang bernyawa akan mati...