Skip to main content

Negeri Tanpa Ayah

"Beternak bencong? "

Dua kata pertama itu yang mengawali kajian ustad Bendri di Mesjid Attin. Mari istigfar bareng.

Berikut ini kajian selengkapnya yang dapat saya rangkum, sebagai oleh-oleh penghujung Ramadhan kali ini.

Maaf kalo terbaca kasar dengan menyebutkan: "beternak bencong", tapi itulah fakta,  jika dirumah tanpa ayah atau paman/kakek sebagai pengganti sosok ayah. Jika di rumah hanya dididik oleh ibu, full stimulan perempuan = hanya ada sosok ibu, maka apa yang akan terjadi pada anak laki-laki kita kelak ? *silahkan jawab sendiri*


Mengapa harus ada sosok ayah?
Berikut ini alasannya:

1. Penyimpangan anak terutama dipengaruhi ortunya terutama ayah.

Semua anak lahir fitrah. Hadist: " Setiap anak yang lahir adalah fitrah, orangtuanya yang menjadikan mereka yahudi, majusi atau nasrani."

Anak yang bermasalah, maka tertuduh pertama adalah ayah, karena ayahlah yang punya tanggung jawab mendidik anak. Banyak kasus gay, karena ketiadaan sosok ayah di masa emas perkembangannya.

Bagaimana ciri-ciri seorang yahudi? antara lain: banyak membantah atau berdalih, semata2 untuk menghindari melakukan hal yang wajib dikerjakan. Selain itu, ciri orang yahudi adalah banyak narsis. *naudzubillah*

2. Kedurhakaan anak adalah buah kedurhakaan ortu.

Anak punya hak dari ortu. Apa saja hak anak yang harus didapat dari seorang ayah? : 1. Anak harus mendapat ibu yg baik. 2. Anak harus mendapat nama yg baik. 3.Anak berhak mendapat pengajaran yg baik(alquran).

Tuntunan dalam islam, seseorang menikah harus diniatkan untuk menjadi ayah/ibu, maka kelak senantiasa mendidik anak-anak dan keluarga dengan tuntunan islam, dan bersama menuju janah.

Wahai ayah, apa yang engkau tanam, maka itulah hasil yang engkau petik.

3. Islam mewajibkan ayah untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka

" Wahai. orang-orang yang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat2 yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" Qs. at tahrim:6

Dalam hadist: "setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas yg dipimpin. Imam adalah pemimpin yg akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang lelaki adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya" (HR bukhari muslim)

4. Alquran bicara tentang ayah lebih banyak dibanding ibu

Dalam alquran terdapat 14 dialog ayah anak, 2 dialog ibu anak, 1 dialog ortu tanpa nama dan anak.

Hal tersebut membuktikan bahwa peran ayah teramat penting dalam mendidik keluarga.

5. Tokoh hebat tak lepas dari sosok ayah

Sejarah telah mencatat, bahwa Rasulullah walaupun yatim, peran ayahnya digantikan oleh Abdul mutholib dan Abu thalib. Maryam, walau yatim, tapi memiliki sosok pengganti ayah, yaitu nabi Zakaria. Imam syafii, juga seorang yatim, namun mendapat pendidikan dari imam waki'i (guru pengganti ayah).
Kehadiran ayah bukan hanya secara biologis dibutuhkan anak, tetapi juga secara psikologis.

6. Kerusakan anak akibat ketiadaan ayah

Bagaimana sosok ayah yang banyak menyengsarakan anak di dunia? ia cuek, tidak peduli terhadap pertumbuhan anak, hanya mementingkan urusannya sendiri. Banyak ayah salah kaprah, yaitu mengaggap ayah hanya memberi nafkah materi, tugas mendidik anak ada pada ibu.

Lalu bagaimana bila anak dititipkan di pesantren? tidak masalah, asal mencarikan pesantren yang sesuai pola pendidikannya dengan kita (ortu), selanjutnya harus mengetahui perkembangan anak di pesantren, minimal setiap pekan. Minta laporan perrkembangan anak tiap pekan dari para guru.

Wahai ortu, didiklah anak sejak dini, jangan dzholim dengan tidak mau mendidik. Hindari memaklumi anak jika anak berbuat salah dengan berkata: "namanya juga bocah." Nasihatilah anak bila dia berlaku kasar, bila dia memukul saudaranya, tegurlah:   "tanganmu tdk utk memukul nak....dst." Pola asuh sejak kecil akan berpengaruh dimasa dewasa, anak laki-laki kita tak akan memukul istrinya kelak. Tegur anak dengan cara yang bijak,  jangan cuek.

Perhatikan anak jaman sekarang,  sudah baligh duluan baru akil.

Apa dampak ketiadaan ayah terhadap kerusakan psikologis? yaitu:
1. Rendahnya harga diri anak.
2. Bertingkah kekanak2an
3. Terlalu bergantung
4. Kesulitan menetapkan identitas seksual
5. Kesulitan dalam belajar
6. Kurang bisa mengambil keputusan
7. Bagi anak perempuan, tanpa adanya  model peran ayah, maka saat abg, ia mudah jatuh pada laki-laki lain (karena kehilangan first love nya yaitu sosok ayah).  Jika dewasa, ia sulit menentukan pasangan yg tepat untuknya, ia salah memilih pria yg layak. Jika sudah berumah tangga, maka ia mudah berkata cerai.

Wahai ayah, perhatikan anak saat di rumah, bila anak sering manja minta gendong atau gelendotan.  Hal itu adalah usahanya mencari perhatian, ia merindukanmu, ia sedang mengirim pesan yang tak terkatakan. Indahnya, apabila sosok ayah selalu dirindukan anak-anak saat jauh maupun dekat. Sesekali ajak anak safar bersamamu, karena dengan safar, anak ditempa menjadi sosok pemberani dan bermental sekuat baja.
Wallahualam



Comments

Most Popular Posts

HANEDA

Setiba di bandara Haneda, Yuki bergegas menyalakan hp nya, tak sabar untuk memberi kabar sukacita kepada Kato bahwa dirinya selamat sampai tujuan, tanah kelahirannya, Jepang. Tak perlu waktu lama untuk menyadari, bahwa ternyata tak ada lagi akses komunikasi ke Kato. Seketika... dejavu... Yuki mengetahui apa yang telah terjadi. Perpisahan yang dimaksud itu adalah saat ini. Walau rasanya kecupan dikening saat Kato melepas dirinya di bandara soeta masih dalam hitungan menit. Terbenam dalam lamunan, "mungkin banyak kesalahanku, hingga kebahagiaan yang kurasa selama bersamanya hanya pantas sesaat, atau ketidaksanggupannya berhubungan jarak jauh dan menungguku..." tutur Yuki dalam hati. Haneda pagi itu lapang, tak selapang hatinya...."ijinkan aku kembali atau membawamu kesini, mungkin saat ini hanya daun maple warna warni yang berguguran, tapi suatu saat nanti sakura bermekaran"               ...

Ancaman Miras Terhadap Generasi Muda, Waspada!

  Emosi, geram merupakan bentuk keprihatinan yang berujung kesedihan mendalam bagi siapa saja yang menyaksikan anak-anak bangsa merengang nyawa akibat setenggak dua tenggak miras oplosan. Cukup sering kita disuguhkan berita seperti itu dari bumi pertiwi, dan belum lama ini terjadi di daerah Jawa Barat. Korbannya tidak hanya satu atau dua tapi ratusan. Seberapa jauh anak-anak muda itu mengetahui bahaya miras tersebut yang dapat menyebabkan kematian?. Terlepas dari jawaban mereka, lalu atas dasar itu pula, siapakah yang bertanggung jawab?.

Tak Akan Selamanya

"Tak akan selamanya". Kata-kata itu aku kutip dari syair lagu sebuah band di Indonesia. Entah bait apa selanjutnya, tak begitu jelas dan aku tak begitu peduli. Hanya potongan kalimat itu yang paling menyentuh. Lalu aku hubungkan dengan kehidupan setelah mati... Pada akhirnya, kehidupan dunia akan kita tinggalkan, kecuali 3 perkara yang akan tetap melekat. Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan , atau do’a anak yang sholeh ” (HR. muslim)i : Hadist tersebut dijabarkan sebagai berikut : Sedekah jariyah , contohnya membangun masjid, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam iba...