Skip to main content

SENJA BULAN SEPTEMBER

                                                                                 


 
Satu hari kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Meninggalkan semua yang kita miliki di dunia, meninggalkan segala memori yang mengusik, meninggalkan amal yang kita punya?  tentu saja (kalau ada). Lalu pertanyaannya, seberapa banyak amal yang terkumpul?. Malulah kita untuk menakar amal dalam ukuran kuantitas, apalagi kualitas. Ternyata amal-amal kita hanya receh-recehan.

Suatu senja di bulan September, mengingatkanku tentang takaran amal diri. Bahwa ternyata kemaksiatan diri akan mengikis segala amal. Termenung untuk menyadari hari kembali adalah keniscayaan. Masihkah ada waktu? 
 
 
Setidaknya, senyuman itu masih ada.

Comments

Most Popular Posts

HANEDA

Setiba di bandara Haneda, Yuki bergegas menyalakan hp nya, tak sabar untuk memberi kabar sukacita kepada Kato bahwa dirinya selamat sampai tujuan, tanah kelahirannya, Jepang. Tak perlu waktu lama untuk menyadari, bahwa ternyata tak ada lagi akses komunikasi ke Kato. Seketika... dejavu... Yuki mengetahui apa yang telah terjadi. Perpisahan yang dimaksud itu adalah saat ini. Walau rasanya kecupan dikening saat Kato melepas dirinya di bandara soeta masih dalam hitungan menit. Terbenam dalam lamunan, "mungkin banyak kesalahanku, hingga kebahagiaan yang kurasa selama bersamanya hanya pantas sesaat, atau ketidaksanggupannya berhubungan jarak jauh dan menungguku..." tutur Yuki dalam hati. Haneda pagi itu lapang, tak selapang hatinya...."ijinkan aku kembali atau membawamu kesini, mungkin saat ini hanya daun maple warna warni yang berguguran, tapi suatu saat nanti sakura bermekaran"               ...

Tak Akan Selamanya

"Tak akan selamanya". Kata-kata itu aku kutip dari syair lagu sebuah band di Indonesia. Entah bait apa selanjutnya, tak begitu jelas dan aku tak begitu peduli. Hanya potongan kalimat itu yang paling menyentuh. Lalu aku hubungkan dengan kehidupan setelah mati... Pada akhirnya, kehidupan dunia akan kita tinggalkan, kecuali 3 perkara yang akan tetap melekat. Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan , atau do’a anak yang sholeh ” (HR. muslim)i : Hadist tersebut dijabarkan sebagai berikut : Sedekah jariyah , contohnya membangun masjid, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam iba...

CINTA

Cinta, satu kata itu syahdu terdengar. Perasaan yang mengiringi, biasanya dalam nuansa penuh warna, namun kadang  dalam  kegetiran . Ah, cinta…tentu bukan hanya tentang dia si remaja atau muda.  Oo..oo.. cinta ini bukan soal “jatuh”…jatuh cinta. Cinta ini terlalu universal untuk dimaknai. Terlalu abstrak untuk diwujudkan. Biarkan cinta ada, biarkan cinta bersemayam dalam ketenangan, bagai angin sepoy yang mengibas lembut rambut atau kerudungmu. Biarkan cinta bersenandung merdu tanpa orang tahu. Jangan coba usik cinta, sehingga geloranya melebihi bara api yang membakarmu. Jangan letupkan cinta, jika itu menyulutkan  kehinaanmu. Cinta, terkadang tanpa arah atau salah ? tidak !. Kau hanya butuh "mata" untuk melihat. Ah, mungkin benar bahwa cinta itu butuh perjuangan. Apabila arah itu hanya fatamorgana, maka perjuanganmu belumlah usai. Apabila arah itu nyata, jangan lepas genggamannya, hingga cinta menuntunmu hingga akhir cerita. Cinta, sebagian menganggap hanya ...